Pernyataan itu disampaikan Direktur Lembaga Riset Lanskap Politik Indonesia, Andi Yusran, menyikapi kondisi perpolitikan Tanah Air terkini.
"Tawaran rekonsiliasi dari kubu Paslon Prabowo-Gibran kepada rival politiknya patut diapresiasi," kata Andi, saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (18/2).
Langkah itu diharapkan mampu membawa angin segar dan membuka jalan bagi proses demokrasi yang lebih damai dan inklusif di pemerintahan lima tahun ke depan.
"Ini bagian dari perjalanan kontestasi yang memang membutuhkan upaya pendinginan," sambung analisis Politik Universitas Nasional itu.
Kubu yang berkompetisi pada kontestasi Pilpres 2024 memang memberikan respons beragam terhadap tawaran itu. Misalnya Partai Nasdem, memberikan sinyal positif atas tawaran itu.
"Pak Prabowo di Pemilu 2019 nggak mau kalah (sama Jokowi), ribut, berantem, toh, akhirnya masuk pemerintahan. Apalagi ini (Pilpres 2024)? Tidak ada ribut, kalem," kata Bendahara Partai Nasdem, Ahmad Sahroni, saat dikonfirmasi
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (15/2).
Sementara Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, berpandangan, rekonsiliasi bisa bermakna mengakui pemenangnya adalah pasangan calon yang diumumkan KPU, dan pada saat yang sama menyatakan konsisten di luar pemerintahan.
"Membangun oposisi yang sehat, itu juga bagian dari rekonsiliasi," jelas Mardani.
BERITA TERKAIT: