Penegasan itu disampaikan Cawapres Nomor Urut 3, Mahfud MD, pada debat Cawapres bertemakan Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat, dan Desa, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (21/1).
“Jadi, kalau melihat ketimpangan penguasaan tanah, coba lihat bisnis sawit itu, 39 hetare hanya untuk segelintir orang, sementara para petani kita, 17 juta orang, kalau dirata-rata hanya menguasai setengah hektare,” ungkapnya.
Sebab itu Mahfud menegaskan pentingnya reforma agraria.
“Itulah sebabnya ada reforma agraria, yang ditugaskan kepada presiden untuk segera dilakukan,” katanya.
Menurutnya, reforma agraria sejati ada tiga variabel yang harus dipenuhi.
“Satu, legalisasi. Kedua, redistribusi. Dan ketiga, ada pengembalian klaim-klaim hak atas tanah,” jelas Menko Polhukam itu.
Dia juga mengungkapkan, hingga kini belum ada satupun sertifikasi tanah untuk redisteibusi.
“Yang ada itu legalisasi. Jadi orang sudah punya lalu diberi sertifikatnya, yang lain belum redistribusi,” sesalnya.
Sebelumnya, Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, berjanji melanjutkan reforma agraria yang telah dilakukan pemerintahan Joko Widodo.
BERITA TERKAIT: