Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Guru Besar Pertanian IPB Minta 3 Cawapres Bahas Isu Kesejahteraan Petani

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Minggu, 21 Januari 2024, 18:34 WIB
Guru Besar Pertanian IPB Minta 3 Cawapres Bahas Isu Kesejahteraan Petani
Dok Foto/Net
rmol news logo Tiga kandidat calon wakil presiden diharapkan memberikan gagasan yang menyinggung soal kesejahteraan para petani di desa.

Harapan itu terlontar dari Guru Besar Ilmu Pertanian Institut Pertanian Bogor(IPB) Prof. Dwi Andreas Santoso tentang cawapres yang bakal debat soal isu lingkungan dan pangan nanti malam, di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/1).

Menurutnya, gagasan soal pangan dan lingkungan yang dibeberkan cawapres terlalu normatif dan tidak spesifik menyentuh esensi isu pangan.

"Kalau saya melihat program yang mereka sampaikan itu kan normatif. Sebetulnya sederhana sih, ketika kita ingin meningkatkan produksi pertanian, agar lebih berkembang lagi, perlu perhatikan tingkatkan kesejahteraan petani," ucap Prof Dwi Andreas kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (21/1).

Prof Dwi Andreas menilai selama ini petani kurang sejahtera dan diharapkan ketiga cawapres memiliki solusi dan gagasan untuk menyejahterakan para petani.

"Mengingat perjalanan sepuluh tahun terakhir ini itu tidak terjadi. Justru yang terjadi adalah penurunan kesejahteraan petani. Lalu ketika terjadi permasalahan katakanlah harga ditingkat konsumen kemudian solusinya dengan impor. Itu yang selalu terjadi," ujarnya.

Dia menambahkan, kesejahteraan petani penting dilakukan, mengingat Indonesia merupakan negara agraria, sehingga diharapkan mampu menjadi negara penyumbang pangan dunia.

Salah satu upayanya dengan cara menyejahterakan para petani nasional.

"Kesejahteraan petani itu akan berkaitan dengan beberapa hal, kalau kesejahteraan petani menurun berarti kecenderungan dari kami lakukan itu untuk mereka melepas lahannya itu besar kalau pendapatannya menurun. Karena apa? Karena ketika lahan mereka semakin sempit biasanya menurun, tidak lagi menguntungkan," tutupnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA