Menurut analis politik Pangi Syarwi Chaniago, elektabilitas Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang cenderung menurun, bahkan disalip pasangan Amin, hanyalah dinamika politik semata.
"Elektabilitas itu, trennya bisa naik bisa turun, bisa stagnan. Sebetulnya dalam political elektoral, hasil survei itu bisa memberikan rasa optimisme terhadap tim. Tapi seringkali hasil survei itu membuat tim menjadi lengah. Terlalu level
confident," kata Pangi kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (1/1).
Pangi menambahkan, hasil survei tidak bisa dijadikan rujukan untuk Pilpres nanti, lantaran banyak variabel yang perlu diamati dengan seksama serta perubahan mood masyarakat atau pemilih.
"Hasil survei hari ini belum tentu hasilnya persis sama, karena temuan hari ini itu masih ada variabel-variabel yang belum bisa diukur. Misalnya variabel perilaku pemilih kita yang
undecided, yang
swing voters, yang
strong voters, bisa migrasi bisa berpindah-pindah, bisa bolak-balik pikirannya," jelasnya.
"Ada yang
silent majority, mereka menyembunyikan pilihannya, tidak jujur, mereka akan berbeda pilihan dengan hari ini ketika di hari H," imbuhnya.
Selain itu, elektabilitas bisa saja menurun dan meningkat tergantung dari isu yang berkembang saat ini.
"Belum lagi nanti ada skandal, belum kemudian blunder politik, personalisasi kandidat. Personality center kandidatnya mampu membangun narasi, optimisme, harapan, populisme, dan mampu menjawab kegelisahan dan apa yang menjadi harapan rakyat," tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: