Melalui rilis yang diterima
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (21/12), dijelaskan, tampilnya Nazaruddin yang juga putra sulung mendiang mantan Rektor UMM dan menteri Agama RI, Prof Abdul Malik Fadjar, itu melalui proses panjang dan super ketat.
Diawali pemilihan dan penetapan organ senat UMM, dilanjutkan pembentukan panitia pemilihan rektor periode 2024-2028.
Selanjutnya sosialisasi dan penjaringan di tiap-tiap fakultas yang memunculkan nama-nama calon kandidat. Akhirnya muncul lebih dari 14 nama calon.
Semua calon diverifikasi, untuk memastikan telah memenuhi syarat. Kemudian para senat melakukan pertimbangan, pemilihan, serta penetapan.
Berdasar data hasil penjaringan calon rektor, Nazar yang juga guru besar Fakultas Ekonomi UMM itu mendapat jumlah pengusul mayoritas, yakni diusulkan 11 fakultas.
Nama-nama lain di posisi dua dan tiga, masing-masing hanya mendapat tiga dan dua pengusul. Sisa calon kandidat lainnya hanya mendapat satu suara. Dari hasil itu, para senat dan peserta setuju, dan akhirnya menetapkan Nazar sebagai rektor, secara aklamasi.
Munculnya Nazar sudah diprediksi kalangan civitas akademika UMM. Sebelumnya dia sudah pernah masuk kandidat tetapi yang terpilih Fauzan. Sedang Nazar menjabat wakil rektor II.
Nazar dikenal sebagai pekerja keras, mengikuti etos kerja pendahulunya, seperti Malik Fadjar, Muhadjir Effendy dan Fauzan. Dia juga memiliki integritas kuat, total mewakafkan dirinya untuk UMM.
BERITA TERKAIT: