“Target ini ambisius tapi realistis. Oleh karenanya, dibutuhkan
smart execution dan
strong collaboration dari berbagai pihak, termasuk cendekiawan dan universitas sebagai barometer bagi kemajuan ilmu pengetahuan," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto di Universitas Indonesia, Jakarta, Selasa (21/11).
Untuk mencapai cita-cita tersebut, Indonesia memiliki 4 peluang yang perlu diambil. Pertama adalah populasi, di mana Indonesia diberkati dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia.
Dengan diimbangi dengan kualitas sumber daya yang baik, Airlangga yakin Indonesia akan mampu menghasilkan
output perekonomian yang tinggi.
Peluang kedua adalah hilirisasi, yang saat ini telah dimulai dengan membangun ekosistem di sektor manufaktur maupun di sektor berbasis kendaraan listrik, dan hilirisasi mineral sebagai nilai tambah menuju industrialisasi.
Sebagai bagian dari ekosistem kendaraan listrik, hilirisasi merupakan komitmen ekonomi hijau Pemerintah dalam mewujudkan transformasi ekonomi.
Indonesia mempunyai potensi besar di sektor energi hijau yang bisa melebihi kapasitas 400 ribu megawatt, seperti potensi panas bumi, pembangkit listrik tenaga air, sungai, panel surya, dan potensi angin.
Ketiga adalah digitalisasi. Nilai ekonomi digital Indonesia tertinggi di kawasan ASEAN, yakni mencapai 77 miliar dolar AS pada tahun 2022 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 1 triliun dolar AS pada tahun 2030.
Terakhir adalah inovasi yang memiliki peran krusial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing bangsa.
Atas dasar itu, peningkatan kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi sangat penting. Perguruan Tinggi tentu akan menjadi bagian dalam mendidik generasi muda bangsa.
“Peluang tersebut menjadi modal yang baik bila dimanfaatkan secara optimal," tutup Ketua Umum Partai Golkar ini.
BERITA TERKAIT: