Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dikomandoi Erick Thohir sempat dianggap membawa angin segar bagi perusahaan pelat merah. Apalagi, Erick sempat menggembor-gemborkan bersih-bersih BUMN dari oknum nakal.
Namun pada praktiknya, sejumlah perusahaan BUMN justru terpuruk, terkhusus BUMN Karya.
Terbaru, Erick Thohir berencana melakukan merger BUMN Karya berskala kecil yang berada di bawah PT Danareksa (Persero).
Sementara untuk BUMN Karya skala besar, Erick menyebut akan dikonsolidasikan. Seperti PT Hutama Karya (Persero) dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP) akan disinergikan dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA).
Sementara itu, ada 4 perusahaan induk BUMN Karya yang tercatat sebagai emiten, yaitu PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT PP Tbk (PTPP), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Sayangnya, masing-masing BUMN Karya tersebut memiliki utang dalam jumlah yang tidak sedikit.
Pada akhir kuartal I 2023, WSKT memiliki total liabilitas atau utang Rp84,4 triliun, setara 86 persen dari total asetnya yang berjumlah Rp98,2 triliun. Pun demikian dengan WIKA. Pada periode yang sama, memiliki total utang Rp55,8 triliun, setara 76,7% dari total asetnya yang berjumlah Rp72,7 triliun.
Kemudian total utang PTPP tercatat mencapai Rp43,8 triliun, setara 74,7 persen dari total aset berjumlah Rp58,7 triliun.
Sementara total utang ADHI mencapai Rp30,3 triliun, setara 77,4 persen dari total asetnya yang berjumlah Rp39,2 triliun.
BERITA TERKAIT: