Tak hanya itu, bagi warga luar Jakarta, ada tambahan biaya dan waktu yang harus dikeluarkan sebelum menggunakan kereta cepat ini dari Stasiun Halim.
Melalui akun Twitter @Hilmi28, Minggu (25/6), ustaz Hilmi Firdausi pun memberikan ilustrasi ketika akan menggunakan kereta cepat dari Bogor. Di mana ia akan butuh waktu tambahan 1 hingga 1,5 jam untuk bisa tiba di Stasiun Halim.
"Saya yang terbiasa safar ke Bandung menggunakan mobil sendiri atau travel akan coba menghitung waktu yang ditempuh & biaya yang dikeluarkan jika menggunakan kereta api cepat. Jarak Bogor Halim naik taxi online kalau enggak macet paling cepat 1 jam, rata-rata 1,5 jam. Naik kereta api cepat 50 menit Halim-Tegalluar. Dari Stasiun Tegalluar ke Bandung kota +/- 40-50 menit," tuturnya, dikutip Redaksi, Senin (26/6).
"Ini hitungan belum proses ganti kendaraan, menunggu dan ngantre jika ada antrean," sambungnya.
Pendiri Sekolah Islam Terpadu Daarul Fikri ini kemudian mengurai biaya yang dibutuhkan untuk ke Bandung memakai kereta cepat. Dimulai dengan ongkos taksi online Bogor-Halim sekitar Rp200 ribu. Kemudian tiket KCJB Rp350 ribu untuk jarak terjauh. Terakhir, ongkos taksi online dari ke kota Bandung yang diperkirakan Rp100 hingga Rp150 ribu.
Artinya, waktu tempuh yang digunakan saat menggunakan KCJB bisa mencapai 150 hingga 210 menit atau bisa lebih dari 2 jam. Sementara untuk biasa pun butuh Rp650 hingga Rp700 ribu. Kalau berangkat rombongan tinggal dikalikan saja dengan jumlah orang yang ikut.
Untuk itu, Hilmi mempersilakan publik menghitung sendiri waktu, biaya, dan kemudahan untuk mencapai Bandung menggunakan kereta cepat. Apakah lebih eefektif naik KCJB, travel, atau naik mobil pribadi.
"Kalau tipikal saya yang sangat mobile di Bandung pastinya harus ada kendaraan sendiri, kalau pake taksi online terus ya boncos. Semua dikembalikan kepada teman-teman semua mau pakai apa. Saya pribadi mungkin akan sesekali naik KCJB hanya untuk merasakan sensasinya dan komparasi dengan apa yang dirasakan ketika di LN," tuturnya.
"Semoga KCJB ini sukses dan banyak peminat untuk segera menutupi biaya (Rp) 114,24 T dan tentunya biaya operasional serta perawatan tiap bulannya. Minimal enggak nombokin tiap bulan. Monggo teman-teman yang punya hitungan lain dipersilahkan…tetap objektif & jangan marah-marah yaa," demikian Hilmi.
BERITA TERKAIT: