"Saya minta kepolisian harus mencari, menemukan dan mengusut dalang yang memprovokasi warga," kata anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil dikutip
Kantor Berita RMOLAceh, Rabu (31/5).
Menurut Nasir, tindakan itu bukan hanya bentuk penyebaran kebencian, tapi juga ikut menyulut permusuhan di internal masyarakat Aceh yang dikenal ramah dan religius.
"Ini bukan soal orang Muhammadiyah atau non-Muhammadiyah. Tapi ini menyangkut harmoni antar warga," tegasnya.
Selain itu, Nasir menyebutkan berdasarkan informasi yang diterima terdapat kesepakatan soal rencana pembangunan masjid milik Muhammadiyah tersebut. Apalagi, saat Muswil Muhammadiyah di Bireuen, Menko PMK Muhajir Effendy juga telah hadir dan membicarakan persoalan itu.
Bahkan, kata dia, Ketua PW Muhammadiyah Aceh A. Malik Musa juga sudah melakukan kunjungan dan serangkaian pertemuan dengan para ulama di Samalanga dan Pemerintah Bireuen.
"Semua mereka menerima dengan tangan terbuka kehadiran Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh, baik ke Pemerintah Bireuen maupun ke dayah," katanya.
Kejadian kebakaran ini, bagi legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, seperti meneror warga Muhammadiyah di Kecamatan Samalanga, Bireuen. Padahal, keberadaan Muhammadiyah di kawasan tersebut sudah puluhan tahun.
Selain itu, kata dia, kejahatan tersebut bukan saja sentimen untuk umat beragama dan menyebar kebencian, tetapi juga kejahatan merusak barang, apalagi membakar harta orang lain.
"Saya minta kepada Kapolres Bireuen untuk segera menangkap dalang dan pelaku kejahatan ini. Tidak bisa dibiarkan, ini tidak sesuai dengan Syariat Islam dan sekaligus merusak citra toleransi beragama di Aceh," ujarnya.
Balai pengajian sekaligus tempat ibadah milik Muhammadiyah di Desa Sangso, Kecamatan Samalanga, Bireuen, diduga dibakar oleh Orang Tak Dikenal (OTK). Peristiwa itu terjadi Selasa (30/5), menjelang subuh pukul 04.30 WIB.
Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh, A Malik Musa, mengatakan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun kerugian ditaksir puluhan juta rupiah.
“Kita minta semua pihak jangan terprovokasi dalam kejadian ini,” kata Malik kepada kepada
Kantor Berita RMOLAceh.
Malik mengimbau semua pihak berhati-hati dalam bersikap. Sehingga, tidak terjadi kekisruhan antar umat.
“Harus rela menerima perbedaan dalam menjalankan ibadah. Jangan saling dipertentangkan, karena masing-masing ada dasar pegangannya," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: