Menurut mereka, seharusnya garis kemiskinan di Indonesia diukur dengan paritas daya beli melalui besaran pendapatan sebesar US$ 3,20 per hari, bukan dengan ukuran yang pemerintah gunakan sejak 2011 sebesar US$ 1,9 per hari.
Menanggapi hal tersebut, mantan Menteri Keuangan RI Fuad Bawazier menuturkan seharusnya pemerintah Indonesia menuruti permintaan Bank Dunia lantaran selama ini Bank Dunia kerap menjadi acuan ekonomi nasional.
“Harusnya kita kan dalam banyak hal, mengutip Bank Dunia sebagai referensi untuk berbagai macam analisa dan indikator, jadi dalam hal kemiskinan ini harusnya dipake juga,” tegas Fuad Bawazier kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (10/5).
Dia menambahkan pemerintah Indonesia harus menerima konsekuensi jika nantinya dalam data tersebut tingkat kemiskinan rakyat Indonesia meningkat tajam.
“Meskipun konsekuensinya rakyat kita jadi pada miskin ya memang kenyataannya begitu, memang kenyataannya banyak yang miskin jangan ditutupin,” demikian Fuad Bawazier.
BERITA TERKAIT: