Hanya saja, menurut pengamat politik dari Citra Institute, Yusak Farchan, Koalisi Besar mesti memiliki
leader atau pemimpin yang bisa membawa barisan ini ke podium pemenang Pemilu Serentak 2024, utamanya pilpres.
Dari parpol-parpol yang ada, yaitu dari KIB ada Golkar, PAN, dan PPP; serta dari KKIR ada Gerindra dan PKB, dianggap Yusak tidak lebih hebat dari PDIP.
“Sebagai pemenang pemilu dan pemegang supremasi elektoral dua kali berturut-turut, PDIP berpotensi menjadi
leader,†ujar Yusak kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (6/4).
Ia memandang, PDIP yang memperoleh suara hingga 27,5 juta atau sekitar 19,33 persen, berpotensi menjadi pemimpin koalisi manapun.
Apalagi, Yusak menganalisa adanya ketokohan yang cukup kuat dari PDIP, yaitu sosok Presiden kelima RI yang juga putri Sang Proklamator Ir. Soekarno, Megawati Soekarnoputri.
“Mega tetap berpeluang menjadi
king maker pilpres, karena Mega memegang kunci pencapresan PDIP,†tuturnya.
Ditambah, lanjut Yusak, PDIP memiliki tiket tunggal untuk mencalonkan presiden dan wakil presiden, karena memenuhi ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden atau
presidential threshold.
“Dan juga karena faktor restu. Tanpa restu Mega, saya kira sulit bagi kandidat untuk nyapres melalui PDIP,†tutur Dekan FISIP Universitas Sutomo ini.
“
Bargaining PDIP sangat kuat dan argumentasi politiknya rasional untuk menjadi
leader atas poros koalisi yang akan terbentuk,†demikian Yusak menambahkan.
BERITA TERKAIT: