Apalagi jika pasangan tersebut turut didukung oleh PDIP dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) berisi Golkar, PAN, dan PPP.
“Pasangan Puan-Airlangga adalah contoh model koalisi yang mengusung capres-cawapresnya secara
top-down, bukan
bottom-up,†kata Direktur Survei dan Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (23/2).
Meski punya kans kemenangan besar, Igor melihat menyatunya PDIP dengan parpol-parpol anggota KIB belum benar-benar menjadi perhatian utama publik. Ia menduga, hal itu terjadi lantaran belum adanya sosok bacapres yang dimunculkan dari kedua kubu.
Padahal melihat peta Pilpres 2024, kecenderungan masyarakat dalam memilih masih banyak dipengaruhi oleh sosok yang akan diusung partai.
“Pemilih di Indonesia 70-80 persen lebih melihat tokoh, ketimbang identifikasi partai yang hanya berkisar 20-30 persen,†sambung Igor.
Di sisi lain, bila duet Puan-Airlangga diwujudkan, pasangan ini diyakini tak akan berbeda dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini.
“Bisa diprediksi bahwa pasangan Puan-Airlangga nanti akan lebih membawa program yang konservatif dari penguasa sekarang,†demikian Igor menambahkan.
BERITA TERKAIT: