Begitu dikatakan Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani saat menghadiri acara Maulid Raya di kompleks Wali Nanggroe, Aceh, Selasa (20/12). Acara ini dihadiri oleh ratusan anak yatim serta para ulama dan tokoh masyarakat se-Provinsi Aceh.
Wali Nanggroe Aceh Tengku Malik Mahmud Al Haythar bersama sejumlah anggota DPR Fraksi Gerindra seperti Sugiono, Prasetyo Hadi, Himmatul Aliyah, serta M Husni turut hadir langsung di acara tersebut.
Dalam sambutannya, Muzani yang juga Sekretaris Jenderal Partai Gerindra menyampaikan terimakasih kepada rakyat Aceh karena berkesempatan hadir di acara Maulid Raya ini. Sekaligus, dia menyampaikan permohonan maaf karena Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berhalangan hadir.
"Pak Prabowo juga menyampaikan penghormatan kepada Paduka Wali Nanggroe yang seyogyanya memang beliau ingin hadir, tapi karena ada agenda sertijab Panglima TNI, beliau batal ke Aceh," kata Muzani.
Kata Muzani, Prabowo berpesan agar perdamaian Aceh harus selalu dijaga dan dipelihara dengan baik. Karena tanpa persatuan dan kedamaian, pembangunan di Aceh akan terhambat.
"Pak Prabowo berharap bahwa setelah adanya perjanjian Helsinski kita semua punya kewajiban untuk memelihara perdamaian di Aceh. Karena Aceh adalah bagian dari NKRI, Aceh bagian dari Merah Putih. Aceh damai, Indonesia kuat," tuturnya.
Dia juga bercerita tentang nasionalisme rakyat Aceh yang tidak perlu diragukan lagi. Sumbangan rakyat Aceh terhadap dunia pernebangan komersil yaitu Garuda Indonesia sangatlah berarti ketika itu.
Termasuk juga, sambungnya, sumbangan emas dari rakyat Aceh untuk Monas di Jakarta yang saat ini menjadi ikon negara Indonesia.
"Sedangkan tugas kita sekarang bagaimana mendorong potensi SDM maysarakat Aceh agar bisa menjadi provinsi yang kuat, menjadi provinsi yang maju, menjadi provinsi yang unggul," tandasnya.
BERITA TERKAIT: