Dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Ronnie S Natawidjaja menyebut, pertemuan KTT G20 pada 15 hingga 16 November 2022 di Bali akan menjadi kunci mengatasi krisis pangan dunia.
"Kesepakatan antarnegara harus dibuat untuk mengantisipasi krisis pangan ke depan. Fungsi kerja sama bilateral harus ditingkatkan lagi," kata Ronnie kepada wartawan, Rabu (9/11).
Dikatakan Ronnie, kerja sama bilateral antarnegara itu salah satunya bisa dilakukan dengan sistem barter, di mana masing-masing negara mampu memberikan apa yang terbaik untuk negara lain.
Dengan sistem barter tersebut, kebutuhan pangan antarnegara akan bisa tertutupi.
"Misal, Indonesia banyak produksi buah, lalu Australia banyak memproduksi gandum. Ini bisa saling tukar, barter. Jadi, stok (pangan) aman, dan harga pun bisa dikontrol," lanjut Ronnie.
Di sisi lain, Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo mengamini harus ada kolaborasi dari berbagai negara dalam memitigasi krisis, mulai dari krisis pangan hingga keuangan.
"Tidak boleh ada negara yang terlewatkan dan tertinggal, kolaborasi adalah kunci untuk mengatasi tantangan saat ini dan di masa datang," ujar Syahrul.
BERITA TERKAIT: