“Dalam pertemuan UNESCO di Marrakech, Maroko, mereka mencari jalan menghadapi tantangan
the future of works terkait transformasi digital,
green economy yang membutuhkan tenaga dan
adult lifelong learning. Dari hampir seluruh negara yang memaparkan, program Kartu Prakerja adalah program yang paling siap dan sudah operasional,†kata Menko Airlangga dalam keterangannya, Sabtu (18/6).
Program Kartu Prakerja telah terbukti memberikan dampak positif bagi penerima dan mampu mentransformasi postur pasar kerja di Indonesia. Hasil survei evaluasi sejak 2020 hingga 2022 membuktikan, 30% penerima Kartu Prakerja, yang sebelumnya menganggur kini telah bekerja atau berwirausaha.
"Kartu Prakerja merupakan salah satu program
Government to People (G to P) paling masif yang ada, dibandingkan dengan yang pernah dilakukan oleh negara-negara lain," lanjut Airlangga.
Sejalan dengan misi yang diusung Sustainable Development Goals, Program Kartu Prakerja menjunjung tinggi inklusivitas dan menjangkau kelompok rawan dan minoritas.
Hal ini tergambar dari program Kartu Prakerja yang hadir di 514 kabupaten/kota, menjangkau sebanyak 56% penerima manfaat yang tinggal di desa, 49% penerima manfaat adalah perempuan, dan sekitar 3% dari penerima manfaat merupakan penyandang disabilitas.
BERITA TERKAIT: