Hal itu sebagaimana video Bang Yos yang
kembali viral. Video ini diketahui diambil saat Bang Yos menghadiri
acara Silaturahmi Tokoh dan Ulama DKI Jakarta yang diselenggarakan di
Jakarta Islamic Center (JIC) di momen Idulfitri 1443 Hijriah.
Dalam
sambutan yang disiarkan oleh kanal YouTube
JIC TV
pada Rabu (18/5) ini, Bang Yos meminta agar umat Islam di Indonesia
untuk mempererat persatuan dan kesatuan.
"Mari kita jaga
persatuan dan kesatuan ini. Ya karena kita ini mayoritas, jangan sampai
suatu saat kita itu tersisih," ujar Bang Yos seperti dikutip
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (22/5).
Bang
Yos pun mengaku miris dengan banyaknya pekerja-pekerja asing yang
datang ke Indonesia dengan berbagai macam alasan hingga ribuan orang
yang datang.
"Saya jujur saja miris saja, kok banyak sekali
pekerja-pekerja asing datang. Kalau dia investor bawa duit, ya monggo
saja silakan, dari antra berantah kita gak peduli, asal bawa duit. 'Oh
saya harus membawa tenaga ahli', oh silakan, tenaga ahli itu dua atau
tiga, bukan ribuan kaya begitu," kata Bang Yos.
Mantan Kepala
Badan Intelijen Negara (BIN) meminta kepada rakyat Indonesia untuk
waspada dan tidak diam. Karena jika tidak waspada, maka diyakini
pekerja-pekerja asing yang ada di Indonesia tidak akan kembali ke
negaranya.
“Tidak akan pernah. Kalau saya jadi Presiden Tiongkok,
ngurus 1,4 miliar orang itu mau bagaimana. Ngasih
makannya,
ngasih papannya,
ngasih
sandangnya, belum sekolahnya, belum rumah sakitnya.
Gak akan mampu. Maka yang paling mudah adalah ekspor
orang," jelas Bang Yos.
Bahkan kata Bang Yos, dari pengalamannya
yang sudah mengunjungi lebih dari 50 negara, tidak ada negara yang bebas
dari etnis Tionghoa.
"Yang paling dekat Singapura
aja, Perdana Menteri dulu pertama orang Padang, orang
Melayu, sekarang
gak ada lagi orang Melayu. Lihat
lah Malaysia sudah hampir sudah beberapa departemen-departemen dipimpin
etnis ini. Kok kita
gak sadar-sadar gitu loh kita
itu," terang Bang Yos.
Sebagai orang intelijen, Bang Yos mengaku
bisa membaca, bahwa pegawai-pegawai asing yang ada di Kalimantan,
Sulawesi, bahkan sampai di Papua, diyakini tidak akan kembali ke
negaranya.
"Di Tiongkok punya anak 2 pak, yang anak kedua ini
kaya yatim piatu diperlakukannya oleh pemerintah. Nah di sini dia bikin
anak sebanyak-banyaknya. Apalagi nanti berkolaborasi dengan memang
pengusaha-pengusaha kaya di sini. Artinya, jangan sampai, ini terus kita
gak sadar-sadar, akhirnya mereka yang mayoritas
bukan kita suatu saat nanti," tegas Bang Yos.
"Saya sudah tua,
tapi saya tidak bisa mengerti dan saya diem saja tutup mata, tidak bisa
saya seperti itu, itu akan dosa bagi saya. Saya terus, bahkan saya ingin
wakafkan sisa umur saya itu untuk ngabdi negeri ini. Jangan sampai
negara yang dikasih
resources sumber daya alam yang
terkaya yang terbanyak di dunia, kita terus saja kaya begini," sambung
Bang Yos menutup.
BERITA TERKAIT: