Bagi Firli Bahuri, hal mendesak yang harus dilakukan dalam menyambut pesta demokrasi adalah tentang peran penting politik dan partai politik dalam pemberantasan korupsi.
“Jadi saya kira perlu diangkat perbaikan sistem politik dan peran pimpinan parpol untuk menghentikan korupsi,†ujarnya kepada
Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Jumat (6/5).
Firli Bahuri tidak ingin ada lagi partai yang menjual surat rekomendasi. Apalagi sampai terstigma bahwa sekarang parpol sudah ada harganya, sehingga proses yang sarat dengan transaksional bisa dilakukan.
Jika begitu keadaannya, maka mereka yang memiliki kapital atau uang banyak akan buru-buru menawar surat dukungan parpol. Prinsipnya, siapa cepat dia dapat. Sebab kelompok pemilik modal akan berpikir bahwa untuk meraih kekuasaan, maka mereka harus menguasai terlebih dahulu parpol yang ada.
“Untuk kuasai parpol, raih dulu elektabilitas hasil survei. Nah itulah sebabnya orang mengejar popularitas dan elektabilitas dengan berbagai cara, termasuk mengunakan uang kertas untuk menambah kualitas isi tas,†tegas Firli Bahuri.
“Padahal seharusnya yang dimunculkan adalah kapabilitas, kredibilitas, dan integritas,†lanjutnya.
Firli Bahuri tidak sebatas berwacana soal keyakinannya ini. Dia bahkan sudah menyiapkan langkah konkret untuk memastikan partai politik tetap menjaga integritas demokrasi dan anti korupsi.
Salah satunya dalah dengan mengumpulkan para pemimpin partai pada pertengahan bulan ini.
“Nanti tanggal 18 Mei 2022, saat pertemuan dengan pimpinan parpol, sekjen parpol, dan bendum parpol, akan saya bicara juga integritas demokrasi, kekuasaan, dan korupsi,†tegas Firli Bahuri.
“Hal prioritas, urgent, dan fundamental untuk mewujudkan negara, kita bersihkan dan bebaskan dulu Indonesia dari korupsi,†tutupnya.
BERITA TERKAIT: