Ketua Umum PK IMM FISIP UMJ Raja Faidz El Shidqi mengatakan, diskusi yang digelar pada Senin (21/2), diadakan dengan tujuan untuk merefleksikan langkah gerak IMM dalam upaya mengkapitalisasi atau memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh IMM se-Indonesia.
"Dan juga turut sebagai upaya merumuskan gerakan praktis tanpa harus menggadaikan integritas sebagai seorang mahasiswa,†uajr Faidz dalam keterangannya, Selasa (22/3).
Kata Faidz, diskusi berjalan efektif, walaupun masih ada kurangnya respon dari peserta yang hadir. Akan tetapi, forum tersebut terbilang hidup dan menegangkan dikarenakan adanya perdebatan dan silang pendapat yang datang dari narasumber-narasumber yang ada,
Adapun narasumber yang hadir dalam diskusi publik tersebut ada Direktur Eksekutif ASPEKSINDO Andi Fajar Asti, Direktur BUMD PAM Jaya Syahrul Hasan, Bendahara Umum PP Pemuda Muhammadiyah Zaedi Basiturrozak.
Sebelum masuk sesi diskusi, Armyn Gultom selaku Ketua Umum KoorNas FOKAL IMM yang juga mengisi sambutan diawal acara,.
Dalam materinya, Andi Fajar Asti mengatakan, bahwa Muhammadiyah dan seluruh organisasi otonomnya, seperti IMM dan FOKAL masih belum mampu untuk mengkapitalisasi jaringan yang ada.
Ketika berbicara bank data persebaran alumni IMM ataupun FOKAL, kedua organisasi ini belum mempunyai data lengkap terkait persebaran alumni di seluruh Indonesia. Seharusnya dengan modal bank data seperti itulah IMM hingga Muhammadiyah akan mampu mengkapitalisasi jaringannya.
“Bayangkan seorang Ayahanda Anwar Abbas, mengklaim bahwa warga Muhammadiyah berjumlah 60 juta dan tersebar di seluruh Indonesia dengan aset ratusan triliun. Mengapa Menara 62 (PP Muhammadiyah) tidak menggunakan kekuasaannya untuk memaksimalkan potensi besar dari Muhammadiyah dengan memberi satu instruksi kepada seluruh pimpinan ortom bahkan rektor-rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah?†ungkap Andi Fajar Asti.
Sementara itu, Zaedi Basiturrozak, selaku Bendahara Umum PP Pemuda Muhammadiyah juga mengatakan, untuk mewujudkan sebuah kemandirian diperlukan sikap otonom dari setiap kader Muhammadiyah khususnya IMM yang ditunjukkan dalam bentuk kebebasan berpikir, hingga bebas menentukan suatu keputusan diperlukannya juga jejaring yang bagus dan penguasaan lingkungan yang baik.
"Kader IMM juga harus menguatkan dan meningkatkan kapasitas intelektualnya sebagai mahasiswa dan IMM dikenal sebagai gerakan intelektualitas," katanya.
BERITA TERKAIT: