Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Maklumi Pendukung dan Pembencinya, Firli Bahuri: Saya Tak Bisa Hindari Popularitas

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Minggu, 13 Maret 2022, 23:53 WIB
Maklumi Pendukung dan Pembencinya, Firli Bahuri: Saya Tak Bisa Hindari Popularitas
Ketua KPK RI Firli Bahuri/Net
rmol news logo Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri memaklumi penilaian publik terhadap dirinya baik yang mendukung maupun membenci. Baginya, hal tersebut ialah satu konsekuensi yang harus diambil ketika menjadi pimpinan KPK.

“Saya menganggap semua itu wajar, karena dalam seluruh tugas saya sekarang penuh dengan exspose dan pemberitaan,” kata Firli kepada wartawan di Jakarta, Minggu (13/3).

Firli mangatakan, dirinya pernah mengemban tugas dan peran yang lebih berat namun ketika itu sama sekali tidak dikenal oleh masyarakat. Pasalnya, dalam tugas yang diembannya itu ia diwajibkan untuk tidak dikenal oleh masyarakat.

“Tapi sekarang saya tidak bisa menghindari popularitas, karena setiap hari saya memimpin lembaga yang populer. Maka nama saya baik sebagai pribadi maupun sebagai pemimpin lembaga ikut terseret popularitas,” terang Firli.

“Adalah tidak wajar apabila kita menghindari fakta ini,” ujarnya menekankan.

Terkait hal tersebut, Firli ingin merespon secara adil terhadap orang-orang maupun kelompok yang kerap menyoroti dan memantau tindak tanduknya dalam memimpin KPK, baik secara pribadi maupun sebagai pimpinan lembaga KPK.

“Suatu hal yang saya syukuri adalah karena saya memimpin untuk pertama kalinya KPK setelah UU-nya direvisi. Kini KPK, menjadi lembaga negara dalam rumpun eksekutif dan wewenangnya tidak terpengaruh kekuasaan manapun, walaupun dengan pengawasan yang sangat ketat,” tandas Firli.

Namun, Firli meyakini sejak awal, bahwa KPK semakin diawasi justru semakin baik. Sebab dengan adanya pengawasan maka KPK terdorong untuk menyerahkan hasil karya terbaik bagi bangsa dan negara.

“Jika kita tidak diawasi, boleh jadi kita hanya menerima tepuk tangan dan pujian, padahal kita sedang melakukan kesalahan, yang kesalahan itu akan menjadi beban mereka-mereka yang datang setelah kita,” tegas Firli.

“Memang ada orang yang karena merasa sudah melakukan hal benar lalu merasa tidak ingin diawasi. Ini bertentangan dengan prinsip check and balance dalam demokrasi kita,” demikian Firli menandaskan.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA