Salah satunya, adalah putri Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur Alissa Qotrunnada Wahid sebagai salah satu Ketua Tanfidziyah.
Alissa mengatakan, masuknya sejumlah tokoh perempuan dalam kepengurusan PBNU merupakan sebuah terobosan yang baik. Pasalnya, belum pernah ada tokoh perempuan yang masuh pengurus sejak kepengurusan NU 86 tahun terakhir.
"Tentu saja ini adalah sebuah terobosan yang sangat penting dalam perjalanan Nahdlatul ulama sebagai jam'iyah karena walaupun dari sejak awal Nahdlatul Ulama, kita sadari ruang perempuan sebetulnya sangat besar," kata Alissa di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (12/1).
Alissa mengatakan kepercayaan Gus Yahya terhadap dirinya sebagai salah satu pengurus perempuan merupakan amanah.
"Bagi kami ini amanah, bukan hanya diri kami sendiri tetapi karena ini adalah gerbang untuk para perempuan Nahdlatul Ulama memperbesar hikmahnya," kata dia.
Lebih lanjut, dia yakin keterlibatan perempuan dalam kepengurusan PBNU hanya persoalan waktu. Sebab, tidak ada batasan perempuan sebagai pengurus PBNU.
"Jadi betul seperti yang dikatakan oleh ketua umum, hanya soal waktu dan waktunya dipilih saat ini," demikian Alissa.
BERITA TERKAIT: