Setelah menjadi Presidensi G20, Indonesia juga akan menjadi Chairmanship ASEAN pada 2023.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai hal tersebut merupakan momentum berharga bagi Indonesia dan mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menyukseskan Presidensi G20 Indonesia.
Penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia, sambungnya, berpeluang meningkatkan konsumsi domestik dalam negeri hingga Rp 1,7 trilliun, penambahan PDB yang diperkirakan mencapai Rp 7,47 trilliun, serta pelibatan tenaga kerja sekitar 33 ribu pekerja di berbagai sektor industri.
“Secara ekonomi, hal ini akan mendorong kepercayaan dari investor global untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional,†katanya dalam webinar yang diselenggarakan oleh Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) yang bertema “Presidensi G20 Indonesia: “Tantangan, Kesempatan, dan Peran Masyarakat Indonesia†beberapa waktu lalu.
Selain memberikan keuntungan bagi pemulihan ekonomi nasional, Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa dalam Presidensi G20, Indonesia berperan penting menjembatani keberagaman yang ada.
Indonesia yang memiliki falsafah musyawarah dan mufakat diharapkan bisa menjembatani antar berbagai kelompok negara.
“Indonesia dan masyarakat dunia sedang menunggu Presidensi G20 Indonesia untuk mengambil kebijakan yang berwawasan ke depan, bersifat inklusif dan langkah-langkah yang konkret di luar narasi-narasi politik,†ungkap Menko Airlangga.
Presiden Joko Widodo, sambungnya, mencita-citakan G20 sebagai platform kerjasama ekonomi dengan tiga sektor yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi melalui digitalisasi, dan transisi menuju energi yang berkelanjutan.
“Kita merasakan manfaat teknologi digital di berbagai sektor, dan tentunya kita akan terus mendorong sektor-sektor yang dapat menjadi mesin-mesin pertumbuhan baru sebagai nilai dari ekonomi digital sendiri,†kata Menko Airlangga seperti dikutip dari laman
ekon.go.id.
BERITA TERKAIT: