Saat ini ada dua kandidat yang menguat, yakni petahanan KH Said Aqil Siroj dan penantangnya Katib Aam pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf.
Selama sebulan terakhir, kedua kubu meramaikan persaingan dengan aksi saling klaim dukungan. Bahkan, kedua kubu sempat berbeda sikap soal tanggal pelaksanaan Muktamar.
Merespons panasnya dinamika Muktamar, Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam mengatakan, pentingnya memunculkan calon alternatif Ketua Umum PBNU untuk 5 tahun mendatang.
Argumentasi Umam, dengan munculnya calon alternatif, maka bisa mencairkan bekunya bangunan komunikasi antar dua kandidat yang saat ini sama-sama ngotot merebut kursi Ketua Umum PBNU.
Selain itu, menurut dosen Universitas Paramadina ini, munculnya calon alterbatif akan menurunkan tensi politik.
"Keberadaan dua kutub kekuatan dalam ruang kompetisi cenderung membuat kompetisi lebih tinggi eskalasinya. Untuk itu, hadirnya calon pemimpin alternatif akan membuat proses regenerasi semakin terbuka," demikian kata Umam kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (15/12).
Umam pun kemudian menyebutkan beberapa nama yang layak dimunculkan sebagai kandidat alternatif. Mereka adalah mantan Wakil Ketua Umum PBNU KH As'ad Said Ali, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, Ketua Umum RMI PBNU Abdul Ghaffar Rozin (Gus Rozin), Rais Syuriah PCI-NU Australia New Zealend Kh Nadirsyah Hosen.
BERITA TERKAIT: