Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga berpendapat, dengan didasari suara Partai Golkar pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 dimana partai berlambang beringin itu menempati urutan kedua dalam perolehan kursi DPR menjadi logika yang masuk akal jikalau Golkar mematok Airlangga sebagai Capres meskipun nantinya berkoalisi.
“Partai politik lainnya, selain PDIP dan Gerindra, seolah harus menerima kadernya sebagai Cawapres," kata Jamiluddin kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (2/12).
Menurut Jamil, saat ini logika politik itu akan dapat diterima partai lain bila elektabilitas Airlangga terus menerus naik. Namun setidaknya, kata dia, elektabilitas Airlangga selalu masuk lima besar dalam hasil survei dari lembaga survei yang kredibel.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: