Direktur Eksekutif Indef: Kerjasama Indonesia-Korsel Bangun Mobil Listrik Positif untuk Ekonomi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Rabu, 24 November 2021, 10:57 WIB
Direktur Eksekutif Indef: Kerjasama Indonesia-Korsel Bangun Mobil Listrik Positif untuk Ekonomi
Direktur Eksekutif Institute for Development Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad/Net
rmol news logo Langkah pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam mengembangkan industri mobil listrik adalah hal yang positif dan harus diapresiasi

Begitu tegas Direktur Eksekutif Institute for Development Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menanggapi pernyataan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang bisa melahirkan kesalahpahaman di tengah masyarakat mengenai road map mobil listrik (electric Vehicle atau eV) yang sedang dikerjakan pemerintah.

Lewat sebuah video yang diunggah di akun YouTube pribadinya, Panggil Saya BTP, Ahok mengunggah konten berjudul “Pejabat Tidak Boleh Takut untuk Mengeksekusi” pada Jumat lalu (19/11).

Dalam video yang dikemas dengan format wawancara itu, Ahok memberi kesan sedang ada perbedaan pandangan serius dan tak teratasi di kalangan pemerintah mengenai cetak biru ekosistem industri mobil listrik di tanah air. Seolah tidak ada titik temu di internal forum korporasi, Komisaris Utama PT Pertamina itu lantas membeberkan persoalan ke ruang publik.

"Kalau positif untuk ekonomi, bagus ya, kita sangat mendukung kerjasama itu," ujar Tauhid Ahmad kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (24/11).

Tauhid Ahmad menekankan bahwa Indonesia memiliki pasar besar untuk pemasaran mobil listrik di masa depan. Dengan membangun pabrik di dalam negeri, maka harga jual bisa ditekan lebih murah.

Dia juga memuji kerjasama antara Indonesia dan Korea Selatan yang sedang membangun pabrik mobil listrik Hyundai di Cikarang. Sebab, kualitas dari produk mobil Hyundai tidak perlu diragukan dan sudah teruji.

Dalam membangun kerjasama ini, Tauhid memberikan sedikit catatan. Dia ingin bisa dipastikan ada transfer teknologi dan pemberdayaan sumber daya manusia lokal.

"Dengan catatan tadi, bahwa tenaga kerja, tenaga ahli kita dipakai, dan kalau bisa transfer teknologi terjadi supaya kita yang jadi tuan di negeri sendiri," pungkasnya.

Di satu sisi, Duta Besar Korea Selatan Park Taesung menegaskan bahwa strategi yang dikembangkan Indonesia dan Korea Selatan, pabrik mobil Hyundai di Cikarang sudah dapat memproduksi mobil listrik pada paruh pertama tahun 2022 mendatang.

Mobil listrik ini nantinya akan mendapat pasokan listrik dari Indonesian Battery Corporation (IBC), holding yang didirikan pemerintah Indonesia untuk membangun industri baterai mobil listrik.

IBC bersama dengan konsorsium Korea Selatan, yang terdiri dari LG, Hyundai, dan Posco, yang sedang memproduksi baterai mobil listrik untuk mobil listrik Hyundai di Cikarang, Jawa Barat. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA