Survei IPO: PAN Naik PKS Turun, Persaingan Parpol Menengah Kian Ketat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Minggu, 15 Agustus 2021, 06:24 WIB
Survei IPO: PAN Naik PKS Turun, Persaingan Parpol Menengah Kian Ketat
Hasil survei terkini IPO terkait pergerakan elektabilitas partai politik/Repro
rmol news logo Ada satu hal yang menarik dari hasil survei terkini Indonesia Political Opinion (IPO) bertema "Refleksi Penanganan Pandemi dan Dampak Konstelasi Politik 2024". Dua partai yang sama-sama mengalami perpecahan, punya pergerakan elektabilitas berbeda. Satu naik, satu lagi turun.

Dua partai itu adalah Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional.  

Dalam survei IPO yang dilakukan pada Agustus 2021, tingkat elektabilitas PKS yang pada April berada di urutan 5 dengan 5,3%, kini menurun ke posisi 8 dengan 4,9%.

Menurut Direktur eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah Putra, salah satu faktor merosotnya elektabilitas PKS adalah faktor yang disebutnya sebagai Gelora Effect.

“Kondisi PKS sangat mungkin dipengaruhi lahirnya Partai Gelora, di mana dalam temuan IPO, Gelora mendapat respons elektabilitas 0,7 persen, ini posisi bagus untuk partai baru. Dan berbanding terbalik dengan nasib sesama newcomer Partai Ummat yang belum mendapat respons publik, alias 0,0%,” jelas Dedi, dalam keterangannya, Sabtu (14/8).

Berbeda dengan PKS, PAN justru mengalami peningkatan signifikan. Dari posisi pada April 2021 di angka 2,2%, elektabilitas PAN meningkat ke 5,8% pada Agustus 2021.

“Meskipun mengalami perpecahan dengan hadirnya Partai Ummat, tetapi Zulhas (Zulkifli Hasan, Red) berhasil membuktikan kepiawaiannya menjaga soliditas PAN, bahkan berhasil mengungguli PKS. Ini temuan menarik sekaligus pesan untuk PKS agar lebih waspada,” kata Dedi.

Ditambahkan Dedi, pergerakan elektabilitas PAN ini sangat prospektif. Apalagi pencapaian elektabilitasnya bisa meningkat 100 persen dari hasil temuan data sebelumnya.

“Presentase peningkatan PAN cukup mengagetkan jika dibanding survei sebelumnya hanya 2,2 persen. Kini PAN mengantongi perolehan elektabilitas 5,8 persen. Naik seratus persen lebih, dan ini sejalan dengan respons publik pada ketokohan Zulhas yang berhasil masuk 10 besar,” paparnya.

Dalam pandangan Dedi, dari data temuannya ini bisa ditarik kesimpulan bahwa ada pertarungan sengit antarpartai politik dalam meraih elektabilitasnya.

Yaitu antara Parpol kategori menengah dalam menghadapi konstelasi politik 2024 menang cukup menegangkan. Terutama bagi parpol berbasis pemilih Islam.

PKB misalnya, meskipun berada di urutan teratas di kelompok parpol Islam dengan angka 7,5 persen, tetapi raihan tersebut tidak jauh berbeda PAN dan PKS. Sehingga masih memungkinkan terjadinya perebutan pemilih, terutama yang berbasis Islam, secara ketat.

“Ini pertanda bagus, artinya publik memperhatikan mereka, di luar kelompok PKB, PAN, dan PKS. Ada Demokrat yang terlihat bergeliat, pergerakan angkanya terasa sejak survei April 2021 dan sekarang Demokrat berhasil bertahan di posisi ke-4. Ini kemajuan bagus untuk Demokrat dan AHY. Sementara Gerindra meskipun berada di 3 besar, tetapi trennya menurun,” demikian Dedi Kurnia Syah. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA