Kegiatan yang dilaksanakan YPD Dwituna Harapan Baru ini bekerjasama dengan Pertuni (Persatuan Tunanetra Indonesia), beberapa waktu lalu.
Menurut penggagas #KolaborasiMedanBerkah ini, konsep yang dibuat sebagai upaya memberikan pemahaman protokoler kesehatan, penggunaan teknologi online ini sangat bagus. Karena pandemik Covid-19, sangat berdampak pada berlangsungnya proses pendidikan terutama anak-anak dengan disabilitas.
“Panitia, Marylin dan Lindawaty yang juga merupakan penyandang tunanetra, mampu memikirkan langkah terbaik agar anak-anak disabilitas bisa mendapatkan pendidikan di tengah pandemik Covid-19. Tentu sangat kita apresiasi,†ucap Bobby, dilansir
Kantor Berita RMOLSumut.
Wakil Ketua BPP HIPMI ini juga kagum dengan gedung sekolah berkonsep Universal Design yang digawangi Marilyn dan kawan-kawan.
“Gedung mereka yang baru sangat bagus, karena sesuai dengan Universal Design yang bisa mengakomodir kebutuhan teman-teman difable,†tuturnya.
Bobby menambahkan, konsep desain ruang yang dibuat Marilyn cukup baik, bermanfaat, sesuai dengan kebutuhan. Ke depan, Bobby akan membangun kota Medan dengan mengacu pada tata ruang Universal Design yang bermanfaat bagi semua usia baik anak-anak, dewasa, lanjut usia (lansia), dan difable.
Sementara itu, Marilyn Lievani menjelaskan, kegiatan yang digawangi dia dan teman-teman dari Dwituna Harapan Baru serta Pertuni menargetkan para anak tunanetra, anak dengan orangtua tunanetra, dan para orangtua dengan anak tunanetra.
“Kami berterima kasih atas dukungan Bang Bobby untuk keberlangsungan kegiatan sosialisasi dan pelatihan. Semoga bermanfaat bagi semuanya,†ucap penggagas Yayasan Pendidikan Dwituna Harapan Baru yang merupakan yayasan pendidikan nirlaba ini.
Menurut Marilyn, kegiatan dilakukan berangkat dari semangat melayani para tunanetra.
“Demi mendukung dan menindaklanjuti imbauan pemerintah untuk berdamai dengan pandemik Covid19 dalam memasuki masa New Normal, maka kami menganggap perlu untuk melakukan kegiatan ini,†pungkasnya.
BERITA TERKAIT: