Acara peluncuran ini, dihadiri oleh sejumlah petinggi kementerian dan lembaga pemerintahan, yang diselenggarakan di Gedung Graha BNPB, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (29/4).
Diantara banyak pejabat yang hadir, nampak Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Komunikasi dan Informasi Jhonny G. Plate, Stafsus Menteri BUMN Arya Sinulingga, serta perwakilan pejabat dari Badan Siber dan Sandi Negara, juga Komisi Informasi Pusat.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, sistem ini mampu mencatat dan mengintegrasikan data penanganan virus corona dari pemerintahan terbawah hingga paling atas.
Nantinya, data-data penanganan Covid-19 berasal dari input di tingkat puskesmas, rumah sakit, laboratorium pemeriksa, dan dinas kesehatan di tingkat daerah, dengan pendampingan dari TNI, Polri, BPBD, BIN dan jajaran dinas kominfo di daerah.
"Sistem Bersatu Lawan Covid (BLC) merupakan hasil upaya kolaborasi lintas sektor yang dikoordinasi oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19," ujar Doni Monardo.
Sistem BLC ini, lanjut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini, tercipta atas kerja sama antara Tim Pakar Gugus Tugas, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Siber dan Sandi Negara, dan Komisi Informasi Pusat.
Data yang dihimpun dari seluruh lini ini, dipastikan mampu memantau data sebaran kasus positif, pasien positif yang sembuh dan meninggal, orang dalam pemantauan (ODP), serta pasien dalam pengawasan (PDP).
“Selain itu, sistem dapat melihat gambaran kasus secara detail, serta dapat digunakan untuk menganalisis kebutuhan logistik RS dan laboratorium dalam penanganan Covid-19, untuk dijadikan landasan dalam pembuatan kebijakan ke depannya,†jelas Doni Monardo.
Tak hanya itu, masyarakat juga dapat memantau peta sebaran kasus positif corona secara nasional maupun per provinsi. Sebaran kasus, ujar Doni Monardo, dapat dilihat berdasarkan mulai dari waktu awal sebaran hingga terkini.
Dari segi penyajiannya, sistem BLC memberikan tampilan beberapa jenis grafik. Grafik yang ditampilkan antara lain kasus kumulatif nasional dan provinsi, baik terkait kasus meninggal dunia, sembuh dan perawatan harian secara nasional.
Kemudian, grafik kasus berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur, kasus berdasarkan gejala awal, serta komorbid (penyakit bawaan) yang diderita pasien yang terjangkit virus asal Wuhan, China ini.
Adapun untuk kemudahan akses masyarakat, Gugus Tugas telah membuat aplikasi yang dapat dipasang di smartphone. Ada kelebihan dari aplikasi ini, yaitu pengguna bisa mendapatkan informasi kasus yang tersebar di wilayahnya.
Sehingga dengan aplikasi ini, Doni Monardo berharap masyarakat bisa bersikap antisipatif. Karena di dalamnya mencakup informasi pemantauan lokasi rawan hingga tingkat kecamatan, diagnosa mandiri, pemantauan isolasi dan telekonsultasi.
“Aplikasi ini dapat digunakan untuk masyarakat dan petugas kesehatan sehingga dapat menekan pohon penyebaran COVID - 19 dan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat Indonesia,†pungkas Doni Monardo.
BERITA TERKAIT: