Pengamat politik Universitas Nasional Andi Yusran mengatakan kegiatan bagi-bagi sembako yang yang berulang kali dilakukan Jokowi pada masa pandemik vorus corona baru (Covid-19) tidaklah tepat.
Kata Andi, tindakan itu justru kontraproduktif dengan pencegahan penyebaran Covid-19, yakni
physical distancing. Selain itu, aksi pembagian di lokasi tertentu akan menimbulkan efek ketidakadilan.
"Kegiatan tersebut bisa kontraproduktif dengan pendekatan physical distancing, bagi-bagi sembako akan membuat kerumunan massa. Bagi sembako dengan lokus kluster daerah tertentu akan menimbulkan efek ketidak-adilan bagi sebagian lainnya yang tidak mendapatkannya," demikian kata Andi Yusran kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (27/4).
Selain itu, kegiatan pembagian sembako di jalanani sangat kental bernuansa pencitraan. Aksi pembagian sembako ini membuktikan bahwa Mantan Gubernur DKI Jakarta itu lemah dalam memanajemen kepemimpinan.
Akibatnya, Mantan Walikota Solo itu tidak mampu menjalankan kebijakan stratejiknya.
"Kesan pencitraan akan semakin menguat dimata publik dan menguatnya kesan jika Jokowi lemah dalam meng-institusionalisasi kebijakan-kebijakan strategiknya," pungkas Doktor Politik Universitas Padjajaran ini.
BERITA TERKAIT: