“Ini langkah bagus agar menjadi partai modern,†jelas Adi kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (23/12).
Soal ricuhnya rapat di DPP itu, menurut Adi sebagai tanda mulai mengerasnya friksi di internal PAN yakni kubu Zulkifli Hasan dan Amien Rais.
“Pro Zulhas versus loyalis Amien Rais. Peta politiknya terang benderang. Tinggal adu kuat siapa yang menang,†tandas Adi.
Sebelumnya, Zulhas, demikian ia kerap disapa, meninggalkan ruang sidang dengan terburu-buru setelah menetapkan Sekjen Eddy Soeparno sebagai ketua Steering Committee (SC) Kongres PAN.
Sambil berdiri mantan Ketua MPR RI yang kini menjadi Wakil Ketua MPR RI itu mengetukkan palu sidang, lalu balik kanan meninggalkan ruangan Daksa 02 di Kantor DPP PAN di Jalan Daksa I, No. 10, Jakarta Selatan, Jumat malam (20/12).
Cerita tentang palu sidang yang hilang menjadi istimewa, beredar luas bersama dengan sebuah foto yang memperlihatkan bantalan palu sidang tanpa palu sidang yang hilang.
Disebutkan, sebelum Zulhas meninggalkan ruangan, suasana di dalam ruangan sudah kurang kondusif. Sudah terlalu banyak yang berteriak di luar aturan main rapat.
Pendiri PAN Amien Rais juga dinilai ikut memberikan sumbangan terhadap kondisi yang tidak kondusif itu.
Rapat molor beberapa waktu lamanya karena menunggu kehadiran Amien Rais. Hendak dimulai, namun tidak sedikit yang meminta agar Amien rapat dimulai setelah kehadiran Amien.
Amien disebutkan tiba sekitar satu jam dari jadwal rapat. Begitu tiba, ia mengambil tempat duduk di antara Ketua Umum Zulhas dan Sekjen Eddy Soeparno.
Oleh sementara peserta rapat, ini dipandang sebagai gesture yang kurang bersahabat. Tidak sedikit yang menilai Amien Rais masih ingin terus mengendalikan jalannya partai. Sedikit banyak, ini menjadi persoalan juga.
BERITA TERKAIT: