Setidaknya, dari kacamata Dosen Komunikasi dan Marketing Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Nyarwi Ahmad, ada beberapa kriteria yang perlu dimiliki oleh Ketum Golkar masa depan, yakni populer, inovatif, dan aktraktif.
"Tentunya yang gesit dan bisa menakhodai partai lima tahun mendatang dan memformulasikan model kepemimpinan yang lebih populis, inovatif dan atraktif untuk memperkuat daya magnetik partai ini di kalangan pemilih yang berada di spektrum ideologi tengah (nasionalis dan muslim moderat)," jelas Nyarwi kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (25/11).
Saat ini ada empat nama yang mendeklarasikan diri maju di pemilihan Caketum, yakni Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Indra Bambang Utoyo, dan Ridwan Hisyam.
Nama-nama tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan, contohnya Bamsoet, sapaan Bambang Soesatyo.
Bagi Nyarwi, Bamsoet cukup populis namun tidak memiliki daya magnet politik ke elektorat untuk menaikkan elektabilitas Golkar.
"Elektorat untuk menaikkan elektabilitas Golkar juga belum teruji," tegasnya.
Namun majunya beberapa nama menguatkan partai pimpinan Airlangga Hartarto ini demokratis.
"Ini menunjukkan internal demokrasi di Golkar masih berkembang dengan baik meski sempat dilanda konflik internal, khususnya pasca Pilpres 2014 lalu," tandasnya.
BERITA TERKAIT: