Andi Arief menyebut adanya "Setan Gundul" dan ingin menyelamatkan Prabowo-Sandi.
Sebelumnya pertemuan empat mata AHY dan Joko Widodo diumumkan. Komandan Kogasma itu
pake mobil dengan Plat "B 2024 AHY". Bahasa simbol
freemasonry.
Artinya; apabila Partai Demokrat menerima posisi satu kursi menteri Joko Widodo maka itu karena kepentingan Pilpres 2024 AHY-Presiden. Kader Demokrat harus paham dan
fight. AHY menyatakan tunggu pengumuman KPU dan harus terima. Semua orang tahu siapa yang akan dimenangkan KPU.
Indirectly, AHY ingin berkata, "Bodo amat dengan semua temuan kecurangan TSMB".
Media sosial sudah ricuh sejak kemarin. Saling hantam antar relawan pro 02 dan pengikut SBY.
Tiba-tiba ada yang pamer foto keluarga Hendropriyono bezoek Ibu Ani Yudhoyono di Singapura.
Lalu muncul upaya menghidupkan sentimen Anti Arab. Nama "HP" dikutip. Hari ini, Striker Andi Arief mengungkit "Setan Gundul" dan direspon Ulama 212 Slamet Marief yang menyatakan, "Kami bukan Setan". Ada paralelisme antara HP dan Andi Arief.
Sasaran utama Provokasi Anti-Arab adalah Prabowo-Sandi, ulama-ulama, dan komunitas Arab. Kolateral damage dan ekses dari provokasi ini adalah orang-orang Tionghoa.
Sudah beredar naskah-naskah keblinger yang
nyasar ke Tionghoa sebagai kamuflase meredam provokasi anti-Arab.
Narasinya partial seputar "Souw Beng Kong" dan "Pao An Tui". Sesekali mestinya tanya alm. Abdurahman Baswedan, siapa yang mendorongnya mendirikan Partai Arab Indonesia?
Jawabannya adalah Liem Koen Hian, pendiri Partai Tionghoa Indonesia (PTI) sekaligus bosnya Alm. Abdurahman Baswedan di Harian Sin Tit Po Surabaya.
Provokasi anti-Arab sama saja menyakiti Tionghoa. Motifnya adalah trigger
chaos di Jawa Tengah dan Timur sekaligus mengisolasi Prabowo-Sandi.
Stiker electronik AHY-Puan diedarkan. Gunanya supaya hati Megawati dan PDIP adem. Padahal, kombinasi AHY-Diaz Hendropriyono lebih
feasible.
Gosipnya SBY dan HP berkongsi dagang di perusahaan Chairul Tanjung yang sering disebut-sebut
proxy Anthony Salim. Jadi keduanya akrab betul.
Kalo sudah begini, para politisi muda yang berupaya menjegal Sandiaga Uno dengan mengizinkan Joko Widodo dua periode mesti berpikir ulang.

Penulis merupakan aktivis Komunitas Tionghoa Antikorupsi (KomTak)