"Ini kegiatan positif karena ini bentuk pendidikan politik kepada masyarakat. Dengan begini, kalangan kampus bisa mengkritisi sekaligus memberi masukan-masukan terhadap program kerja yang akan dijalankan para kandidat jika terpilih nanti," kata Direktur Materi Debat Sudirman Said di Yogyakarta dalam keterangan persnya, Rabu (29/1).
Mantan Menteri ESDM ini berharap, kampus-kampus besar lain mengikuti langkah UGM yang memberi ruang untuk mendiskusikan secara ilmiah visi dan misi capres-cawapres.
Menurutnya, sudah seharusnya kampus menjadi tempat untuk menguji visi misi capres-cawapres untuk nantinya disebarkan kepada masyarakat luas.
"Bukan sebaliknya menutup diri, sehingga pikiran-pikiran para kandidat tidak mendapat ujian secara ilmiah dari kalangan terpelajar," terang Sudirman.
Meski tidak dihadiri langsung oleh para kandidat, sambung Sudirman, bedah visi dan misi capres di kampus tetap bisa mengelaborasi pikiran dan program yang ditawarkan kandidat.
Pasalnya, kata dia, mereka yang dikirim dalam acara tersebut adalah mereka yang ikut terlibat langsung dalam penyusunan visi dan misi tersebut.
"Dan karena waktunya juga lebih panjang dibanding debat resmi yang digelar penyelenggara pemilu, tim yang mewakili kandidat bisa menjelaskan lebih rinci program kerja kandidat. Hal ini kan tidak bisa dilakukan di debat resmi, karena waktunya terbatas," paparnya.
Menurut Sudirman, jika langkah UGM ini diikuti kampus-kampus lain akan membawa dampak yang baik bagi penyelenggaraan pilpres. Karena selain masyarakat mendapat sosialisai program kerja, juga ada semacam ujian terhadap program itu dari masyarakat ilmiah yakni mahasiswa.
"Semoga langkah UGM ini menginspirasi kampus-kampus lain untuk menyelenggarakan acara serupa, agar semakin banyak masyarakat intelektual yang menguji visi dan misi caperes," pungkasnya.
[ian]
BERITA TERKAIT: