Debat perdana capres dan cawapres digelar pada Kamis besok (17/1) dengan tema bidang hukum, hak asasi manusia (HAM), korupsi dan terorisme.
Kepada redaksi, Hikmahanto bercerita memiliki kisah menarik di balik dirinya terpilih kembali menjadi panelis debat pilpres tahun ini. Pasalnya, pada debat Pilpres 2014 lalu, dia juga menjadi panelis bahkan sekaligus moderator. Namun untuk pilpres kali ini dia hanya jadi panelis.
"Yang pasti saya tidak ada motivasi apapun, itukan yang menilaikan tim sukses, artinya saya tidak tahu prosesnya di KPU seperti apa, apakah timses masing-masing yang memunculkan nama lalu disetujui timses lainnya, atau KPU yang memunculkan nama-nama itu untuk disetujui oleh timses," kata Hikmahanto, Rabu (16/1).
"Saya sendiri tidak tahu tapi yang saya tahu saya memang diminta, meskipun dalam hati saya sebelum saya diminta dalam panelis ini, saya sebenarnya sempet bilang ke istri saya, kalau saya disuruh jadi moderator saya tidak mau lagi. Kenapa saya tidak mau bilang gak mau lagi? karena stressnya luar biasa," ungkapnya.
Lanjut Hikmahanto, keputusan tidak ingin kembali menjadi moderator lantaran kekhawatirannya akan penilaian publik seperti saat debat Pilpres 2014.
"Pada waktu 2014 itu deg-degan karena terpikirkan bagaimana nanti publik terutama netizen akan berkomentar terhadap performa saya, bagaimana nanti timses mungkin akan menuduh saya tidak netral, seperti itukan. Kekhawatiran seperti itu yang pada waktu itu karena saya panelis debat ketiga saya melihat yang pertama, kedua ada komentar-komentar," tuturnya.
"Ya saya harus mewaspadai itukan meskipun teman-teman media waktu itu bilang bahwa saya sering muncul di TV, jadi ini sesuatu yang biasa. Tetapi saya bilang kalau saya jadi moderator, saya ini seperti mereka, mereka itu dalam artian anchornya yang bertanya, memastikan soal waktu dan lain sebagainya ya beda, artinya saya perlu di-coaching dan macam-macam. Sehingga waktu itu stressnya sedemikian luar biasa," lanjut jebolan PhD dari University of Nottingham, Inggris ini.
Bahkan, Hikmahanto sempat mengalami sakit asam urat lantaran stress karena ditunjuk sebagai moderator saat itu. Sehingga akhirnya, dia memilih hanya untuk sebagai panelis untuk pilpres kali ini.
"Kan waktu itu empat hari hampir seminggu saya berusaha bahwa saya diminta dan disuruh jadi tampil dalam moderator jadi mempersiapkan dan lain-lainnya. Nah, baru akumulasinya setelah selesai jam 11 itu besok paginya asam uratnya muncul, saya punya asam urat dan kalau stress ya keluarkan asam uratnya," ungkapnya menceritakan saat Pilpres 2014 lalu.
Untuk debat pertama Pilpres kali ini, Hikmahanto ditunjuk hanya sebagai seorang panelis yang bertugas merumuskan pertanyaan, dan tidak perlu tampil kembali di muka umum. Sementara moderatornya ditunjuk kepada dua jurnalis yakni Ira Koesno dan Imam Priyono.
"Waktu saya ditelepon sebagai panelis, terus saya telepon balik lagi ke temen KPU yang mengkontak saya, "ini panelis ini bukan, moderatorkan?". "Oh bukan Prof, karena moderatornya dari media". "Oh, ya sudah kalau gitu saya mau". Karenakan cuma merumuskan pertanyaan tidak perlu tampil, makanya saya bilang oke saya mau," ungkapnya.
"Saya pikir, haduh saya inikan bukan yang profesional jadi anchor, bagusnya memang teman-teman medialah karena mereka terbiasa dengan hal seperti ini, kalau kitakan kadang-kadang waduh antara iya bisa atau tidak bisa tentu kita akan melakukan hal yang sebaik-baiknya lah gitu," ujar Hikmahanto menambahkan.
Debat pertama yang akan berlangsung besok, Hikmahanto tidak akan tampil, melainkan menyaksikan seluruh pertanyaannya bersama lima panelis lain yang diberika kepada moderator.
"Hari H besok itukan kami yang jadi panelis ini tidak melontarkan pertanyaan, tapi kita duduk manis karena pertanyaan itu sudah kita sampaikan ke moderator, oleh moderator nanti yang disampaikan kepada paslon, kira-kira seperti itu," tutupnya.
[rus]