Ketimpangan Gaji Masih Jadi Momok Bagi Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Sabtu, 10 November 2018, 22:28 WIB
Ketimpangan Gaji Masih Jadi Momok Bagi Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Didi Suprijadi/Net
rmol news logo Ketimpangan besaran gaji guru masih menjadi persoalan yang belum terselesaikan.

Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI), Didi Suprijadi menjelaskan, gaji guru di sekolah negeri dengan sekolah swasta sangatlah berbeda jauh.

Salah satunya gaji guru di SMK swasta jauh di bawah upah minimum regional (UMR). Berbeda dengan gaji guru SMK negeri yang gajinya hingga belasan juta rupiah per bulan.

"Ini jomplang dan dari kesejahteran gaji guru negeri Rp10 juta sampai Rp13 juta, tapi di swasta, mohon maaf paling Rp2 juta per bulan," ungkapnya dalam diskusi bertajuk ' Vokasi dan Ironi Pendidikan di Era Milenial' di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11).

Nah, ketimpangan besaran gaji guru itulah yang menurutnya menyebabkan kualitas lulusan SMK swasta dipertanyakan.

"Artinya kalau ada guru swasta kesejahteraan sangat berbeda. Kalau nnati aoutputnya agak kurang diterima, mari kita sama-sama cek, bahwa ada persoalan," ujarnya.

Dunia industri pun kurang minat dengan mereka. Menurutnya hal ini sebagai salah satu penyumbang tingginya angka pengangguran di negeri ini.

"Lulusan SMK negeri secara kasat mata,  akan lebih baik, walaupun tidak semua, akan lebih bagus dari pada lulusan SMK swasta," jelasnya.

Parahnya lagi, lanjutnya, ketimpangan tidak hanya pada gaji. Jumlah antara SMK swasta malah jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan SMK negeri.

"Kita ambil contoh DKI, SMK negeri hanya 63 sekolah dan SMK swasta hampir 500-an," bebernya. [nes]



Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA