Serangan-serangan itu dimulai dari penyebutan politisi “sontoloyo†hingga teranyar mantan gubernur DKI Jakarta tersebut melontarkan pernyataan politisi “genderuwoâ€.
Begitu kata pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (9/11).
"Saya melihat gaya politik Jokowi berubah dari yang semula banyak
defend berubah
nyerang,†ujarnya.
Lebih lanjut, Adi menjelaskan bahwa politisi genderuwo sengaja dilontarkan Jokowi untuk menyerang lawannya. Sebab, selama ini kubu lawan sering menebar politik ketakutan kepada rakyat atas apa yang dilakukan pemerintah.
"Misalnya, Indonesia disebut akan bubar, Indonesia sedang krisis, dikuasai aseng asing, dan lain-lain," tukasnya.
[ian]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.