Founder and CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali menjelaskan, pemilih milenial adalah mereka yang berusia 20 sampai 35 tahun.
Namun disayangkan, kebanyakan di antara pemilih milenial atau pemula tidak tertarik dengan politik.
"Survei terbaru hanya 22 persen anak-anak milenial yang mengikuti pemberitaan politik. Sisanya mereka lebih banyak mengikuti seputar olahraga, musik film, lifestyle, sosmed, kemudian IT," kata Hasanuddin dalam diskusi bertajuk "Pemilih Milenial dan Masa Depan Bangsa" di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (20/10).
Artinya, lanjut dia, lebih dari 70 persen pemilih milenial cenderung apatis terhadap dunia politik. Mereka menganggap politik merupakan hal yang kaku dan membosankan.
"Politik itu urusan orang tua, tidak fun, tidak asyik. Mereka tidak tertarik dengan politik," sebut Hasanuddin.
Menurutnya, bukan tidak mungkin pemilih milenial ogah menggangunakan hak pilihnya di ajang pileg dan pilpres tahun depan.
Makanya, sangat penting bagi semua pemangku kepentingan untuk berupaya keras dalam meningkatkan partisipasi politik pemilih milenial.
"Tantangan terbesar kita adalah meningkatkan partisipasi mereka. Sebab dalam sejarah memang partisipasi pemilih muda rendah dibandingkan dengan yang lain," demikian Hasanuddin.
[rus]
BERITA TERKAIT: