Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono menilai rotasi jabatan tersebut sebagai bentuk nyata dari kepanikan Jokowi menjelang Pilpres 2019.
"Langkah Joko Widodo menempatkan petinggi pasukan Bhayangkara pada posisi Menteri Aparatur Negara bentuk kepanikan dari Joko Widodo jelang Pilpres," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (17/8).
Arief menegaskan, kepanikan itu ia duga imbas dari ketidakpercayaan Jokowi terhadap partai-partai koalisi yang telah mendukungnya atau pun aparat dari institusi lain selain kepolisian.
"Sepertinya Kang Mas Joko Widodo lebih percaya Pasukan Bhayangkara dibandingkan pasukan lainnya di negara Indonesia atau elit Parpol yang ada di koalisi,"
Tak hanya itu, penempatan sosok Syafrudin di Kementerian Aparatur Negara katanya juga patut dicurigai dan harus diawasi agar aparatur negara tidak bisa digerakkan untuk melakukan kampanye terselubung pemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Karena itu, sambung dia, masyarakat harus ikut mengawasi dengan ketat nantinya jalannya Pemilu 2019, sebab walaupun anggota, Bawaslu KPU, hingga KPPS dipilih secara independen namun campur tangan pejabat Aparatur Sipil Negara sangat kuat untuk menempatkan orang orang tertentu hingga tingkat desa/ kelurahan.
"Dan ada yang pasti juga pegawai KPU, Bawaslu, PPK, Panwaslu Dan PPS Juga diduduki oleh Aparatur Sipil Negara yang dikendalikan oleh Menteri Aparatur Negara, karena potensi kecurangan akan bisa dilakukan oleh petahana pada Pilpres 2019," pungkasnya.
[jto]