"Kalangan politisi ada Romi (PPP), Cak Imin (PKB, Airlangga Hartato (Golkar), kalangan profesional ada Mahfud MD bahkan militer ada Moeldoko," ujar pengamat politik, Pangi Syarwi Chanigo kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (11/7).
Meski begitu, kata Pangi, banyaknya tokoh itu bukan berarti menjadi mudah bagi Jokowi untuk memilih. Jokowi harus betul-betul berpikir dengan berkonsultasi pada koalisi pengusung.
"Jangan sampai mengambil cawapres namun tidak memberikan dampak politik secara elektoral kepada Jokowi," jelasnya.
Paling potensial, lanjut Direktur Voxpol Center itu, Jokowi bisa memilih Airlangga Hartarto. Ketua umum Golkar ini punya moda besar yaitu 14,75 persen suara Pemilu 2014.
"Benifitnya soal mesin partai dan suara akar rumput golkar menjadi modal awal bagi Jokowi mengambil Airlangga Hartato menjadi cawapres," tukasnya.
Nama Airlangga Hartarto melejit diantara nama-nama ketua umum partai politik koalisi Jokowi. Hak ini ditunjukkan dalam survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
Airlangga Hartarto (Ketum Golkar) menempati rangking pertama dengan angka 35,7 persen. Selanjutnya Muhaimin Iskandar (Ketum PKB) dengan 21,5 persen, Romahurmuziy (Ketum PPP) 16,0 persen, gabungan tokoh lain 18,5 persen, dan yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab 8,3 persen.
[dem]
BERITA TERKAIT: