"Arief Poyuono kan jabatannya di partai sudah tinggi tuh. Tentunya setiap statement-nya harus bisa dipertanggungjawabkan dan dibuktikan bukan?" tegas Wakil Ketua Komisi VI DPR ini, Senin (2/7).
Jika Arief tidak bisa membuktikan, Inas menyamakan yang bersangkutan sedang ngelindur.
"Kalau tidak, bisa saja dia dianggap sering ngoceh sambil tidur alias ngelindur. Mosok sekelas waketum partai besar suka ngelindur? Enggak pantes toh," cetusnya.
Inas kemudian meminta untuk mengkonfirmasi ke Arief soal mafia BBM yang dimaksudnya, khususnya harga minyak saat masih ada Petral dengan sekarang.
"Coba tanya sama Arief, apakah dia tahu berapa selisih harga di Petral pada saat itu dibanding dengan sekarang?" cetusnya.
Sebelumnya, Arief menyebut bahwa harga BBM di Indonesia lebih mahal dibanding Vietnam, Thailand, dan Myanmar. Kata dia, hal ini terjadi karena ulah mafia impor BBM yang tidak terkendali. Dia menduga, ada perusahaan ketua umum partai politik pendukung pemerintahan Jokowi yang menguasai impor BBM di Pertamina.
"Jadi, pembubaran Petral cuma untuk mengganti mafia rente impor BBM yang ujung-ujungnya untuk dana Pilpres dan Pileg nanti. Rakyat mulai diperas dengan harga BBM yang mahal, padahal harga BBM di negara-negara yang sama-sama negara pengimpor tidak semahal di Indonesia," katanya, Minggu (1/7).
[dem]
BERITA TERKAIT: