"Saya sendiri tidak paham apa yang terjadi di Istana," kata Slamet kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (26/4).
Sejak beberapa bulan belakangan, PA 212 telah mencoba membuka ruang komunikasi dengan Jokowi namun selalu kandas, sehingga ia pun tidak menyangka pertemuan pada hari Minggu (22/4) kemarin akhirnya terwujud.
"Karena kan sudah lama, dari Februari sudah tidak ada kabarnya dari sana (Istana)," ujarnya.
Slamet mengatakan, jika memang betul ada komunikasi yang terhambat dan sengaja diputus, sebaiknya ditanyakan langsung kepada pihak Istana, pasalnya dari kelompok PA 212 telah merasakannya selama ini.
"Tanyakan saja langsung ke Istana, karena kita menyangka sudah tidak ada lagi komunikasi," bebernya.
Dari hasil pertemuan itu terungkap fakta bahwa Presiden Jokowi memiliki itikad baik terhadap ulama dan tokoh Aksi 212. Hanya saja, itikad baik itu tidak pernah terimplementasikan dengan baik di jajaran bawah yang berwenang.
Diduga, komunikasi itu tersumbat lantaran jajaran Jokowi tidak bisa menerjemahkan keinginan baik tersebut. Selain itu, ada juga dugaan jajaran bawah Jokowi punya agenda lain yang terselubung.
[rus]
BERITA TERKAIT: