Menteri Perindustrian itu lebih memilih untuk menaikkan elektabilitas Partai Golkar terlebih dulu. Pasalnya, kata dia, siapa yang akan menjadi cawapres Joko Widodo nanti tetap akan berada di tangan mantan Walikota Solo itu sendiri.
"Ya kalau itu kan kita serahkan kepada bapak Presiden yang penting kita sekarang kerja dulu. Karena kita meningkatkan apa elektabilitas yang kedua kita konsentrasi kepada pilkada supaya kita tidak pecah konsen," kata Airlangga disela-sela acara istigosah Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Rabu (28/2).
Namun demikian, Airlangga tetap akan menanyakan kesediaan mantan ketua umum Partai Golkar itu terkait posisi cawapres tersebut.
"Nanti saya tanya Pak JK," ujar Airlangga.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Akbar Tandjung mengatakan JK pernah mengutarakan keinginanya untuk kembali maju di pilpres 2019 mendatang.
"Pak JK memang 2 hari lalu sudah menyatakan kesediannya bila diajak kembali," kata Akbar.
Dengan catatan, sambung Akbar, JK mau maju kembali asalkan mendapat dukungan dari masyarakat untuk kepentingan negara serta sejalan dengan konstitusi. Namun, kata Akbar UUD 1945 dan UU Pemilu masih multitafsir soal dibolehkannya JK untuk kembali maju sebagai wapres di pilpres 2019.
"Dengan demikian, kita bisa simpulkan bahwa memang kelihatanmya tidak mungkin (maju). Karena itu yang dirumuskan dalam amandemen UUD 1945," demikian Akbar.
[san]
BERITA TERKAIT: