Demikian disamapikan pendiri Foreign Policy Community of Indonesia, Dinno Patti Djalal di Bengkel Diplomasi, Mayapada Tower, Jakarta Selatan, Jumat (15/12).
Dinno menilai pernyataan Trump tersebut adalah bentuk egoisme yang merupakan pemikiran realistis. Trump dalam pandangannya sama saja tidak mengakui keberadaan Palestina sebagai pemilik Yerusalem.
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu berpikir bahwa lebih baik Trump kembali memikirkan dan mencabut pernyataannya itu. Hal itu mengingat kecaman dunia sudah sangat kencang pada negeri Paman Sam tersebut.
"Ego politik Presiden Trump itu sangat luar biasa, lebih realistis lagi untuk saat ini adalah penundaan sebelum dibatalkan," jelasnya.
Bekas Duta Besar RI untuk AS itu menyebut harapan publik pada kebijakan Trump untuk tertundan atau bahkan bisa jadi dibatalkan sedikit mendapat angin segar dari Menteri Luar Negeri AS.
"Menlu AS, Rex Tillerson telah mengatakan pemindahan kedutaan besar membutuhkan waktu minimal dua tahun," demikian Dinno.
[san]
BERITA TERKAIT: