Penerbit Yudhistira menyebut informasi itu diperoleh dari sumber internet World Population Data Sheet 2010.
"Kami tidak mengetahui kalau ternyata data tersebut masih menjadi perdebatan dan belum diakui secara internasional," kata Kepala penerbitan Yudhistira, Dedi Hidayat melalui pesan tertulisnya yang diterima redaksi, Rabu (13/12).
Terlebih, menurut Dedi, beberapa sumber lain di internet juga mencantumkan Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Namun tidak disebutkan rencana penerbit menarik buku-buku tersebut dari pasaran. Hanya sebagai permohonan maaf, pihaknya akan merevisi isi buku pada cetakan selanjutnya.
"Kami mohon maaf jika sumber yang kami ambil dianggap keliru. Kami akan melakukan perbaikan atau revisi isi buku tersebut pada cetakan berikutnya," tegas Dedi.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menegaskan, keberadaan buku tersebut sejak Selasa (12/12) pagi telah dihapus dari daftar BSE milik Kemendikbud. Selanjutnya, Muhadjir akan menelaah terlebih dahulu untuk melihat signifikansi masalah terkait buku tersebut.
"Kalau sebatas salah tulis, cukup diralat. Naskah buku itu kan bebas diunduh oleh siapa saja karena hak ciptanya sudah milik Kemendikbud," kata Muhadjir.
[wid]