Di Medan, Sumatera Utara, tadi malam (Sabtu, 4/11), Rizal Ramli berdiskusi dengan para tokoh mahasiswa Angkatan 77/78 yang pada masa rezim otoriter Soeharto pernah dipenjarakan karena memperjuangkan demokrasi. Para tokoh tersebut antara lain, Prof Usman Nasution, Dr Chairulsyah Nasution, Dr Chatib Usman, Drg Hadikusumah, Prof Dr Zulkarnaen Lubis dan lainnya.
Rizal yang dikenal dengan karakter spontan , solutif, dan suka berbicara apa adanya antara lain mengatakan pentingnya membangun demokrasi yang sehat untuk mengubah Indonesia menjadi ebih baik.
Menurutnya, demokrasi Indonesia kini tersandera oleh demokrasi kriminal dan bersifat transaksional. Rizal memberikan contoh belum lama ini dia diundang oleh sebuah lembaga senat di luar negeri untuk menjadi pembicara. Para politisi di negeri tersebut bertanya tentang adanya kabar yang diberitakan oleh media massa tentang mahalnya demokrasi di Indonesia. Mereka mengaku terkejut mengetahui nilai uang yang harus dikeluarkan oleh seseorang untuk misalnya menjadi kepala daerah atau bahkan ketika ingin mencalonkan diri menjadi presiden.
Politisi yang anggota senat itu kepada Rizal Ramli berkata: ‘’Di negeri kami seorang calon pemimpin hanya perlu menjual gagasan, ide atau visinya yang baik dan berpihak kepada kepentingan rakyat. Untuk kemudian dia mewujudkan hal-hal tersebut ketika sudah menjadi pemimpin. Karena partai politik di negeri kami dibayai oleh pemerintah." jelasnya kepada Rizal Ramli.
[wid]