Hal ini disampaikan Khalid Zabidi, perwakilan para aktivis Praja Muda Beringin (PMB) dalam audiensinya dengan Ketua Pansus Hak Angket KPK; Agun Gunandjar Sudarsa di Komplek Parlemen, Jumat (16/6) siang.
"Sebenarnya Pansus ini hampir rontok, karena tak ada parpol yang mendukung. Tapi Pansus menguat kembali saat blunder penyebutan nama Amien Rais oleh KPK. Artinya, KPK bermain politik," kata aktivis reformasi 98 itu.
Khalid menduga nama Amien disebut KPK karena berlawanan dengan pemerintah, terutama sejak aksi Bela Islam 212 dan 411. Karenanya, menurut Khalid, mayoritas kader-kader muda Golkar yang tergabung dalam Praja Muda Beringin (PMB) mendukung penuh pembentukan Pansus Hak Angket KPK.
"Kami dukung konstruktif pembentukan Pansus. Karena harus ada fungsi kelembagaan lain yang memeriksa KPK, dalam hal ini DPR sehingga berjalan checks and balances," ujar Wasekjen Prodem bidang Kebudayaan itu, menekankan.
Agun Gunandjar menyambut baik dukungan PMB ini dan berjanji akan bekerja sebaik mungkin.
"Saya sangat berterima kasih atas dukungan ini. Silakan obyektif dan rasional. Jika saya keliru dan melenceng, silakan diluruskan," kata tokoh senior yang biasa dipanggil Kang Agun ini.
Selain Khalid, turut hadir aktivis PMB lainnya; Arvi Jatmiko, Tonny Purba, Harry Waluyo, Koesnandang, Dessy Kartasasmita dan Achmad Annama.
[wid]