Demokrasi Sesungguhnya Tidak Saling Mencampakkan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Jumat, 19 Mei 2017, 20:28 WIB
Demokrasi Sesungguhnya Tidak Saling Mencampakkan
RMOL
rmol news logo Demokrasi dan hak asasi manusia (HAM) ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Akan sulit menjalani demokrasi jika hak asasi tidak turut disertakan.

"Demokrasi tidak akan jalan kalau HAM-nya gak jalan. Namun yang terjadi sekarang di Indonesia, demokrasi dilihat dari sisi untuk mendapatkan kekuasaan demi kekuasaan, misalnya dalam pilkada," ujar Komisioner Komnas HAM Otto Samsoedin Ishak dalam diskusi bertema 'Membaca Indonesia' di Kantor Para Syndicate, Kebayoran, Jakarta (Jumat, 19/5).

Dia menilai, isu politik yang kerap terjadi dalam proses pilkada bisa menimbulkan kerusakan ekosistem politik yang ada di Indonesia.

"Semua pertarungan tanpa aturan, oleh karena itu tidak peduli terhadap kerusakan ekosistem. Kita tidak pernah lihat demokrasi sebagai salah satu struktur hidup kita," jelas Otto.

Peniliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Mochtar Pabotingi mengakui bahwa beberapa waktu belakangan, Indonesia mengalami perubahan cukup drastis.

"Ada kamuflasi antara Pilkada DKI 2017 dan politisasi agama. Tambah lagi pembodohan politik Orba belum kita koleksi hingga hari ini," bebernya.

Menurut Mochtar, demokrasi juga harus dilaksanakan secara berjenjang. Selain juga yang sesungguhnya tidak saling mencampakkan dan menjatuhkan bangsa sendiri

"Mencampakan kebangsaan sungguh tindakan yang sangat bodoh. Pilkada dan pilpres adalah agenda kebangsaan bukan seremonial. Ini yang tidak diperhitungkan oleh banyak saudara-saudara kita," imbuhnya. [wah]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA