Adian selaku Sekjen Perhimpunan Nasional Aktivis 98 (PENA 98) mensinyalir, ada sejumlah elite dan menteri yang berpotensi mengkhianati presiden. Bahkan, ia menyebut Wakil Presiden Jusuf Kalla juga mau mencoba-coba mengkhianati Jokowi. Itu dikatakan Adian dalam acara "Refleksi Gerakan Mahasiswa 98 Melawan Kebangkitan Orde Baru" di Graha Cipta II, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Senin malam (15/5).
"Kalau misalnya kemudian Wakil Presiden juga mau mencoba-coba (khianati Jokowi), kita akan mencatat namanya. Dan kami harap, kerakusan-kerakusan untuk berkuasa tidak mengorbankan rakyat kita," tegas Adian.
Peneliti muda dari Madjid Politika Universitas Paramadina Jakarta, Dede Kurniawan, mengatakan, dengan peryataan itu, Adian sama saja mengecilkan PDIP sebagai partai besar pemenang Pemilu. Adian harusnya lebih tahu bahwa PDIP saat ini partai penguasa dan mayoritas di parlemen. Artinya, bisa mengontrol seluruh instrumen kekuasaan.
"Dengan kapasitas sebagai partai berkuasa, kenapa harus curiga dan takut kepada satu dua orang menteri apalagi menteri yang tidak punya sokongan partai politik," terang Dede kepada wartawan, Rabu (17/5).
Dede juga mengecam Adian karena serampangan menggunakan istilah pengkhianat. Padahal istilah itu sangat sensitif dalam sejarah Indonesia.
"Adian harus hati hati menggunakan kata pengkhianat dalam konteks pemerintahan. Sebab di negeri ini hanya PKI yang terbukti pernah melakukannya berkali-kali," pungkas Dede.
[ald]
BERITA TERKAIT: