Demikian disampaikan Sekretaris Lembaga Dakwah Khusus PP Muhammadiyah, Faozan Amar, saat berbicara dalam acara Tabligh Akbar Muhammadiyah se-Kabupaten Bandung di Masjid Besar Ciparay, (Minggu, 16/4).
Ketujuh tantangan tersebut adalah kemunduran militansi bermuhammadiyah; melemahnya solidaritas antarwarga Muhammadiyah; adanya ego sektoral dalam pengelolaan amal usaha; dan tarikan pada politik praktis.
Tiga tantangan lainnya adalah melemahnya gerakan dakwah; mencoba-coba ikut paham yang tidak sejalan dengan Muhammadiyah; dan terakhir menurunya penguasaan ilmu-ilmu agama.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Faozan menjelaskan, Muhammadiyah perlu merapatkan barisan dengan kuat. Hal ini sebagaimana diperintahkan Allah dalam surat Shaf ayat 4.
"Jika selama ini masih banyak pimpinan dan anggota Muhammadiyah sama-sama kerja, maka sekarang saatnya bekerja sama, bersinergi dan bergotong royong melaksanakan dakwah Amar Ma'ruf nahi munkar, sebagai bagian dari ibadah kita kepada Allah SWT," sambung Dosen Studi Islam UHAMKA ini.
Sementara itu Ketua PDM Kabupaten Bandung, H. Usep Sudrajat mengatakan Tabligh Akbar ini rutin dilaksanakan setiap bulan dengan berkeliling ke cabang dan ranting Muhammadiyah. Disamping untuk pencerahan ilmu dan agama, kata pengusaha agrobisnis ini, tujuannya juga sarana silaturahmi dan konsolidasi organisasi.
"Kami senang menjadi tuan rumah pengajian ini. Karena merupakan suatu kehormatan bisa melayani warga Muhammadiyah se-Kabupaten Bandung," timpal Ketua PCM Ciparay, Idan Darmawan.
[zul]
BERITA TERKAIT: