"Ini membawa duka yang mendalam untuk saya maupun kader PKS pada umumnya," ucap Aboe Bakar, Jumat (17/3).
"Beliau adalah bapak bangsa yang selama ini memberi banyak contoh kepada para politisi, agar kita semua selalu mengedepankan kerukunan. Ini merupakan warisan yang luar biasa dari beliau dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," tambahnya.
Kedalaman keilmuan mantan Ketua PBNU itu, lanjut Aboe Bakar, juga telah banyak mencerahkan masyarakat muslim Indonesia. Dia selalu memberikan penjelasan tentang Islam dengan sejuk, sehingga memberikan hawa kedamaian dalam beragama.
"Lekat sekali dalam ingatan kita, beliau kerap menelipkan humor saat mengisi pengajian ataupun saat berdiakusi. Karakter beliau ini mirip dengan Gus Dur, yang selalu lihai menyelipkan joke meskipun dalam sebuah diskusi yang cukup berat," kisahnya.
Terakhir, Aboe Bakar mengimbau kepada umat Islam untuk memanjatkan doa yang terbaik untuk almarhum Kiai Hasyim.
"Semoga beliau diberikan tempat terbaik disisi Allah. Dan semoga Allah kembali menghadirkan Hasyim Muzadi lain untuk bangsa ini," tutupnya.
Tokoh nasional sekaligus ulama besar KH. Hasyim Muzadi meninggal dunia sekitar pukul 06.15 WIB, Kamis kemarin (16/3).
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam itu menghembuskan napas terakhir di kediamannya, di Komplek Ponpes Al-Hikam I Malang, dan dimakamkan di Ponpes Al-Hikam II Depok, Jawa Barat.
KH. Hasyim Muzadi lahir di Bangilan, Tuban, Jawa Timur, pada 8 Agustus 1944 (72 tahun). Saat ini Kiai Hasyim menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres).
[rus]
BERITA TERKAIT: