Dahnil menjelaskan, Ulama dan Pemuda Islam Afganistan dan Jerman tersebut ingin mendapatkan
best practice tentang bagaimana Muhammadiyah melalui Pemuda Muhammadiyah menghadirkan Dakwah Islam di negara yang plural.
"Pertemuan yang dilakukan selama dua jam tersebut, bicara mengenai Gerakan Islam Muhammadiyah di Indonesia serta berbicara mengenai bagaimana Pemuda Muhammadiyah menangkal isu-isu radikalisme," jelas dia kepada redaksi, sesaat tadi.
Pertemuan sekitar dua jam itu berlangsung cukup hangat. Kata Dahnil, Ulama Afganistan dan Jerman berpandangan bahwa Pemuda Muhammadiyah memiliki peran penting dalam menangkal gerakan radikalisme dengan pendekatan yang berberbeda, yakni melalui penegakan hukum dan penanganan kejahatan terorisme tanpa kekerasan.
"Model Deradikalisasi yang dilakukan Pemuda Muhammadiyah dianggap selama Ini bisa menjadi
best practice. Upaya Pemuda Muhammadiyah merangkul dan melawan stigmatisasi memberikan inspirasi bagi Ulama Jerman dan Afghanistan untuk melakukan hal serupa di negera mereka," terang Dahnil menceritakan apa diungkapkan oleh Afridun Amu, Research Fellow di Max Planck Foundation.
Kepada para ulama Jerman dan Afghanistan, Dahnil menjelaskan bahwa Pemuda Muhammadiyah selama Ini berusaha menampilkan toleransi yang otentik, termasuk dalam upaya deradikalisasi.
"Bukan upaya deradikalisasi formalistik tapi deradikalisasi yang merangkul mereka yang terpapar pemikiran radikal dengan pendekatan dialog dan mendorong keberpihakan Pemerintah untuk menghadirkan keadilan, penegakan hukum dan kesejahteraan," tandasnya.
[sam]
BERITA TERKAIT: